Sejarah dan Pengembangan

Sejarah

 

Lahir dari Kepedulian untuk Memberikan Wadah Pendidikan

Sejarah berdirinya Univesitas Kristen Maranatha sesungguhnya merupakan suatu peristiwa yang diliputi oleh berkat rahmat Tuhan. Berdirinya Universitas Kristen Maranatha tidak terlepas dari hasil perjuangan yang panjang dan gigih dari para mahasiswa-mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Immanuel yang berjumlah 130 orang, yang telah menyatakan melepaskan diri dari UKI Immanuel pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 1964 malam bertempat di Lyceum Jln. Ir. H Juanda, Bandung. Tindakan tersebut dilakukan karena mereka sangat resah, sebab penyelesaian persoalan intern di UKI Immanuel sudah buntu, dan para tokoh-tokoh Kristen Jawa Barat tidak melihat kemungkinan untuk terlibat memecahkan masalah. Para mahasiswa tersebut menyerahkan hari depan pendidikan mereka kepada intelegensi Kristen dan gereja-gereja di bawah naungan Dewan Gereja Indonesia (DGI).

 

Berbagai upaya telah di lakukan oleh para mahasiswa. Seperti menghadap dan melapor kepada Menteri PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan) dan Dr. I Leimena, Wakil Perdana Menteri II, pada waktu itu. Selain itu, Badan Pendidikan Kristen (BPK) – Jabar juga telah berupaya mencari jalan keluar penampung bagi mahasiswa-mahasiswa, dengan menghubungi UKI Jakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, namun usaha ini tidak berhasil.

 

Memperhatikan keresahan dan perjuangan para mahasiswa yang sangat gigih, maka Pdt. Gouw Gwan Jang dari GKI dan Pdt. Jakin Elya dari GKP, mendesak para intelegensia Kristen untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi Kristen baru di Bandung. Namun, Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) cabang baru di Bandung, yang baru didirikan pada tanggal 19 April 1964, pada prinsipnya tidak membantu mahasiswa, karena hal tersebut merupakan “urusan dalam” UKI Immanuel.

 

Pada tanggal 29 Desember 1964 pukul 20.00, bertempat di Lycuem, Bandung, diadakan pertemuan para tokoh-tokoh gereja dan masyarakat Kristen, dalam rangka memecahkan kesulitan yang di hadapi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran yang melepaskan diri dari UKI Immanuel. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari gereja-gereja Kristen, Sinode GKI dan Sinode GKP, DGI, PIKI, Yayasan Pendidikan Kristen, Majelis Daerah Pendidikan Kristen (MDKP), para pendeta, dermawan, dan cendikiawan, orang tua mahasiswa dan para mahasiswa. Pertemuan tersebut mengalami suasana tegang dan jalan buntu karena PIKI berpendapat sangat sulit untuk mendirikan suatu fakultas kedokteran. Menghadapi suasana tegang dan jalan buntu tersebut, maka telah di lakukan doa kembali yang di pimpin oleh seorang pendeta yang hadir.

Seusai doa pertemuan dilanjutkan dengan sambutan yang terakhir, yang disampaikan oleh perwakilan DGI, yang juga mewakili dr. J. Leimena yang berhalangan hadir. Setelah menyampaikan kata-kata pembukaan, pada akhir kata sambutannya beliau berkata: “Kami dan bapak-bapak sekalian mengaku sebagai orang Kristen, dan yang menjadi korban adalah anak-anak kalian yang juga Kristen. Firman Tuhan mengatakan: ‘Ketuklah Pintu Maka akan Kubuka, dan mintalah maka akan Kuberi.’ anak-anak kalian telah berulang kali meminta kepada kami, juga kepada Bapak-bapak terutama dari pihak PIKI untuk dibuatkan wadah bagi mereka. Tegakah kalian melihat mereka terlantar?”.

 

Pada saat itu kuasa Tuhan bekerja. Secara spontan dr. J.E Siregar, Ketua PIKI cabang Bandung, berdiri dan naik ke mimbar, serta mengatakan: “Kami bersedia untuk mendirikan universitas Kristen di Bandung dan menampung saudara-saudara sekalian. Kami meminta waktu beberapa bulan untuk mengusahakannya”. Tepuk tangan riuh yang berkepanjangan menyambut pernyataan dr. J.E. Siregar. Para tokoh PIKI akhirnya memutuskan untuk mendirikan suatu perguruan tinggi Kristen yang baru di Bandung, yang didukung oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Kristen Pasundan (GKP). Perjuangan yang gigih dari para mahasiswa eks fakultas kedokteran UKI Immanuel akhirnya membuahkan hasil.

 

Pada hari Senin 14 Juni 1965, dibuatlah akte pendirian Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha oleh notaris Lie Kwee Nio di Bandung. Ketua Yayasan PTK Maranatha dijabat oleh dr. J.E. Siregar, dari GKP. Pada hari Sabtu 11 September 1965 pukul 17.00 bertempat di GKI-Jabar Jl. Kebon Jati 40 (sekarang no. 100) Bandung, diresmikan berdirinya Universitas Kristen Maranatha. Acara peresmian didahulukan oleh doa yang dipimpin oleh Pdt. Jakin Elia, yang dilanjutkan dengan sambutan dari dr. J.E. Siregar selaku ketua Yayasan PTK Maranatha, dr. Hasan Sadikin mewakili UNPAD, Gurbernur Jabar Bapak Mashudi, Pdt. Tan How Siang Sekjen Sinode GKI, dr. Hasin Boesoirie Direktur RSUP Ranca Badak (sekarang RSUP Hasan Sadikin), dan Ir. Go Pok Oen, Ny. J. Leimena, Mawawi MSc, dr. Median Sirait selaku tokoh-tokoh cendekiawan Kristen.

Pada awal didirikan, Universitas Kristen Maranatha hanya memiliki satu fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, lalu kemudian didirikanlah Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Sipil dan Fakultas Psikologi serta Fakultas Bahasa dan Budaya dengan Program Studi Sastra Inggris pada tahun-tahun berikutnya. Dan terus menerus berkembang hingga saat ini.

 

 


 

 

Pengembangan

 

Bidang Akademik

 

Sejak didirikan pada tahun 1965, Universitas Kristen Maranatha terus mengembangkan sayapnya dalam dunia pendidikan. Diawali dengan Fakultas Kedokteran pada tahun 1965, kini Universitas Kristen Maranatha menaungi 9 Fakultas dengan 2 Program Diploma, 19 Program Sarjana, 2 Program Profesi, dan 5 Program Pascasarjana.

 

 

 

Bidang Pembangunan Fasilitas Penunjang

 

Pada awal berdirinya, Universitas Kristen Maranatha meminjam ruang di SMAK Dago dan SMPK Bahureksa sebagai tempat perkuliahan, sebelum memiliki kampus pertama di Jl. Cihampelas, Bandung. Seiring dengan waktu dan penyertaan Tuhan, kini Universitas Kristen Maranatha memiliki fasilitas kampus yang lengkap dan terus berencana untuk melakukan pengembangan yang berkesinambungan.

 

 

Gedung B dan Auditorium Prof. Dr. P. A. Surjadi, M.A.

 

Gedung B Universitas Kristen Maranatha merupakan gedung baru dalam kompleks kampus Universitas Kristen Maranatha saat ini. Lahirnya Gedung B diawali dengan mendesaknya kebutuhan ruang untuk sarana kegiatan kampus yang semakin berkembang, termasuk sarana untuk penyelenggaraan upacara wisuda, sarana parkir, ruang-ruang perkuliahan dan juga ruang-ruang untuk pengembangan. Fakultas Seni Rupa dan Desain yang sebelumnya menempati gedung di bagian selatan area kampus, menempati lantai 4 hingga 9 Gedung B ini untuk memfasilitasi ruang-ruang perkuliahan, kantor administrasi, ruang meeting, juga sarana laboratorium dan studio. Auditorium Prof. Dr. P. A. Surjadi, M.A. yang merupakan transformasi GSG sebelumnya (Gedung Serba Guna) menempati tiga lantai, yaitu lantai 2, 3A, dan 3B, dengan kapasitas 2.000 tempat duduk. Selesainya pembangunan Gedung B yang menempati lahan eks-GSG P. A. Surjadi dan diresmikan pada tanggal 16 Oktober 2015 ini merupakan salah satu prestasi dan pencapaian luar biasa dalam lima puluh tahun perjalanan Universitas Kristen Maranatha.

 

 

Seiring dengan pembangunan Gedung B ini, dibangun pula gedung workshop Fakultas Seni Rupa dan Desain 3 lantai yang menempati lahan di belakang gedung Fakultas Teknik.

 

 

 

Rumah Sakit Unggul Karsa Medika

 

Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) berlokasi di Taman Kopo Indah III Blok H-1, Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Bandung. Diresmikan penggunaannya pada 2018, RS UKM merupakan rumah sakit dengan fasilitas termodern di Kabupaten Bandung. RS UKM memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh kalangan masyarakat, dan memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang pendidikan klinik bagi para mahasiswa profesi dokter Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

 

 

 

Pengembangan Kampus Baru

 

Universitas Kristen Maranatha terus berupaya menyediakan sarana pendukung aktivitas pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang terbaik. Saat ini UK Maranatha tengah mengembangkan kompleks kampus baru yang berlokasi di Kota Baru Parahyangan. Kampus baru dengan luas total mencapai 11 hektar ini direncanakan dan dibangun dengan konsep smart & green campus.